Nama : Christina Rhomayu
Kelas : 4EB08
NPM : 23209570
Manajemen
risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan
terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan.
Komponen-komponen
utama risiko mata uang asing
Untuk
meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga
komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa keuangan
banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku bunga, dan
juga opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos
di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan
secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan
instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai sekarang pembuat standar
akuntansi dunia melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang
tepat untuk produk-produk keuangan ini. Materi pembahasan ini salah satunya
adalah membahas pelaporan internal dan masalah pengendalian yang terkait dengan
masalah yang sangat penting.
Ada
beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
Accounting risk (risiko
akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih disukai atas suatu
transaksi tidak tersedia.
Balance sheet hedge
(lindung nilai neraca) : Mengurangi eksposur valuta asing yang dihadapi dengan
membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu perusahaan.
Counterparty (pihak lawan)
: Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu transaksi.
Credit risk (risiko
kredit) : Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas kewajibannya.
Derivatif : Perjanjian
kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus dengan nilai yang
berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
Economic exposure
(eksposur ekonomi) : Pengaruh perubahan kurs valuta asing terhadap biaya dan
pendapatan perusahaan di masa depan.
Exposure management
(manajemen eksposur) : Penyusunan strukturdalam perusahaan untuk meminimalkan
pengaruh buruk perubahan kursterhadap laba.
Foreign currency
commitment (komitmen mata uang asing) : Komitmen penjualan/pembelian perusahaan
yang berdenominasi dalam mata uang asing.
Inflation differential
(perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua negara atau lebih.
Liquidity risk (risiko
likuiditas) : Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan suatu instrument
keuangan dengan tepat waktu.
Market discontinuities
(diskontinuitas pasar) : Perubahan nilai pasar secara mendadak dan signifikan.
Market risk (risiko
pasar) : Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga valuta asing,
kredit komoditas, dan ekuitas.
Net exposed asset
position (risiko potensial posisi aktiva bersih) : Kelebihan posisi aktiva
terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
Net exposed liability
position (risiko potensial posisi kewajiban bersih) : Kelebihan posisi
kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
Net investment
(investasi bersih) : Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang terjadi
pada suatu perusahaan.
National amount (jumlah
nasional) : Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak untuk menentukan
penyelesaian.
Operational hedge
(lindung nilai operasional) : Perlindungan risiko valutaasing yang memfokuskan
pada variabel yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata
uang asing.
Option (opsi) : Hak
(bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak keuangan sebesar
harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di masa datang.
Regulatory risk (risiko
regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public akan membatasi maksud
penggunaan suatu produk keuangan.
Risk mapping (pemetaan
risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai risiko pasar dengan berbagai
variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan dan menganalisis
kemungkinan terjadinya.
Structural hedges (lindung
nilai struktural) : Pemilihan atau relokasi operasi untuk mengurangi
keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
Tax risk (risiko pajak)
: Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
Translation exposure
(eksposur translasi) : Mengukur pengaruh dalam mata uang induk perusahaan atas
perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban dalam
mata uang asing.
Transaction potential
risk (risiko potensial transaksi) : Keuntungan ataukerugian valuta asing yang
timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi dalam mata uang asing.
Value at risk (nilai
atas risiko) : Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu perusahaan
yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
Value driver (pemicu
nilai) : Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yangmempengaruhi nilai
perusahaan.
Tugas dalam mengelola
risiko mata uang asing
Manajemen risiko dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengidentifikasi, mengendalikan/mengelola
risiko keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai perusahaan menyamai
nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat
dibenarkan dengan beberapa alasan berikut:
Manajemen eksposur
membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran arus kas
yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai
kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan risiko
gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat
menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
Manajemen eksposur yang
aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang
utama. Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat melakukan lindung nilai
risiko suku bunga dan mata uang, sehingga dapat berkonsentrasi pada produksi
dan pemasaran.
Para pemberi pinjaman,
karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen eksposur.
Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko yang lebih rendah
dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan
untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi. Produk
derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola pemberi kerja
memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk
berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko
harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga
yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko yang dihadapi oleh
konsumen.
Mendefinisikan
dan menghitung risiko translasi
Perusahaan
dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri.
Laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang
asing disajikan ulang dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi.
Translasi tidak sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata
uang ke mata uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan
unit moneter, seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan
ulang dalam nilai ekuivalen Dollar AS.
Potensi risiko
translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen
mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang
dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya
ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan
pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu
menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko
translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
Dikatakan potensi
risiko positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada kewajiban (yaitu
pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini.
Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang
asing menurun) menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai
mata uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
Potensi risiko negatif
apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi
mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang
asing menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko
translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini
juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan
dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari
penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan
kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi
risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan
keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi
seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa
depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
Perbedaan
risiko akuntansi dan risiko ekonomi
Akuntansi manajemen
memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu
dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang
terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang
dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai
tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat
untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut
sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan
berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya.
Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan
utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko
kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas.
Mata uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap
mata uang Negara domestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing
domestik mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai
risiko kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan
suatu fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil
keluaran masing-masing pemicu nilai.
Peran lain yang
dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon
risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling
umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs
mengambang, manajemen risiko mencakup:
antisipasi pergerakan
kurs
pengukuran risiko kurs
valuta asing yang dihadapi perusahaan
perancangan strategi
perlindungan yang memadai
pembuatan pengendalian
manajemen risiko internal
Manajer keuangan harus
memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnitude perubahan
kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai dengan lebih efisien
dan efektif.
Strategi
perlindungan nilai tukar dan perlakuan akuntansi yang diperlukan
Setelah
mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi lindung
nilai untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan potensi risiko tersebut. Hal
ini dapat dilakukan dengan lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.
a. Lindung Nilai Neraca
Strategi perlindungan
dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban
perusahaan yang terpapar, yang akan dapat mengurangi potensi risiko yang
dihadapi perusahaan. Contoh metode lindung nilai pada suatu anak perusahaan
yang berlokasi di negara yang rentan terhadap devaluasi adalah:
• Mempertahankan saldo
kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk
mendukung operasi berjalan.
• Mengembalikan laba
yang di atas jumlah yang diperlukan untukekspansi modal kepada induk
perusahaan.
• Mempercepat
(memastikan-leading) penerimaan dari piutang dagangyang beredar dalam mata uang
local.
• Menunda
(memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang local.
• Mempercepat
pembayaran utang dalam mata uang asing.
• Menginvestasikan
kelebihan utang tunai ke dalam persediaan danaktiva lainnya dalam mata uang
local yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
• Berinvestasi dalam
aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
b. Lindung Nilai
Operasional
Lindung nilai
operasional berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan dan
beban dalam mata uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan
margin keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata uang.
Lindung nilai structural mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi
potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang menjadi
sumber bahan mentah dan komponen manufaktur.
c. Lindung Nilai
Kontraktual
Salah satu bentuk
lindung nilai dengan instrumen keuangan, baik instrument derivatif maupun
instrument dasar. Produk instrument ini mencakup kontrak forward, future, opsi,
dan gabungan ketiganya dikembangkan. Untuk memberikan fleksibilitas yang lebih
besar kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valas yang dihadapi.
Perlakuan Akuntansi
Sebelum standar dibuat, standar akuntansi global untuk produk derivatif tidak
lengkap, tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap. Kebanyakan
instrument keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai
pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB menerbitkan FAS No.133, yang
diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan
pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif
dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi panduan yang untuk pertama
kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derivative
keuangan.
Masalah akuntansi dan
pengendalian, terkait dengan manajemen risiko nilai tukar mata uang asing
Contoh
kasus:
Perusahaan-perusahaan
secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi-strategi baru untuk
memperbaiki arus kas mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Sejumlah strategi mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local.
Strategi-strategi lain mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar
negeri bisa sangat berbeda dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan
kesempatan timbulnya peningkatan arus kas perusahaan.
Banyaknya hambatan
masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau berkurang, mendorong
perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan internasional.
Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi perusahaan
multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri
secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penentuan tujuan
sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan dilakukan
harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut. Setiap usulan
kebijakan korporasi tidak hanya perlu mempertimbangkan laba potensial, tetapi
juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat keputusan-keputusan
berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan domestik murni. Tetapi
di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih luas, yang
membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala
yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala lingkungan, kendala
regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat dilihat dari perbedaan
karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa perbedaan peraturan setiap
negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta
peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan.
Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang
berbeda-beda di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan
bisnis internasionalnya, secara umum dapat menggunakan metode-metode berikut:
• Perdagangan
internasional
• Licensing
• Franchising
• Usaha patungan
• Akuisisi perusahaan
• Pembentukan anak perusahaan
baru di luar negeri
Metode-metode bisnis
internasional meminta investasi langsung dalam operasi-operasinya di luar
negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct Foreign Invesment (DFI).
Perdagangan internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai
DFI karena keduanya tidak melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar
negeri. Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi langsung,
tetapi dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan baru merupakan
elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta
keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul. Walaupun bisnis
internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi
ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan
exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan
risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran satu
valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai tukar
terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga
tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan
untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain
itu, ketika perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk,
permintaan atas produk tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam
pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan multinasional dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat
menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing dengan lindung
nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi
efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem evaluasi
yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktek
menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko juga memberikan
informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk
digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan
sistem evaluasi kinerja.
Sistem evaluasi kinerja
terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup, tetapi tidak
terbatas pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar
negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja
seluruh prodram manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai
yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut
juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian trasuri
perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Dalam banyak
organisasi, manajemen risiko valuta asing tersentralisasi pada kantor pusat
perusahaan. Hal ini memungkinkan para manajer anak perusahaan untuk berkonsentrasi
pada usaha intinya. Namun demikian, ketika membandingkan hasil actual dan hasil
yang diperkirakan, sistem evaluasi harus memiliki acuan yang digunakan
untukmembandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan.